Kampung di Jalan Pucangan, Kelurahan Purworejo, Kecamatan Purworejo, Kota Pasuruan itu berbeda dengan kampung-kampung yang berada di sekitarnya. Oleh warga, kampung itu disebut sebagai kampung bunga. Dalam beberapa tahun belakangan, warga di sini menanam ratusan jenis bunga untuk mempercantik kampungnya.
Di pintu masuk kampung, terlihat beragam bunga ditata dan disusun sedemikian cantik di setiap pagar rumah warga sepanjang kampung. Ada sekitar 100 macam tanaman dan bunga yang menghiasi kampung ini, mulai dari tanaman lidah mertua, bougenvile, bonsai kawista krikil, andong, bonsai serut, kimeng, kaktus lilin, cabe, jahe merah, lidah buaya, lavender dan lain sebagainya.
Kampung bunga ini terbentuk mula-mula berawal dari salah satu warga yang bernama Agus pada tahun 2018. Agus boleh disebut sebagai inisiator di kampung ini. Ia bercerita, sejak dulu dirinya memang senang menanam bunga. Beragam jenis bunga ia tanam di depan rumahnya. Saat itu di kampungnya barangkali hanya Agus satu-satunya orang yang suka menanam bunga.
Agus tidak sekadar menanam bunga. Ia, secara kreatif, menata bunga-bunga itu secara vertical garden di depan rumahnya, sehingga rumahnya pun tampak indah dipandang. Beberapa waktu kemudian ternyata kreativitas itu menular kepada tetangga-tetangganya. Warga lainnya pun terinspirasi untuk mengikuti hal yang sama, hingga akhirnya terbentuklah kampung bunga seperti sekarang ini.
“Ya dulu ini berawal dari saya menanam bunga secara vertical garden di rumah, lalu warga sekitar terinspirasi dan mengikuti. Sehingga jadi kampung bunga ini, Ini nanti tanaman-tanaman yang mati juga langsung diganti,” kata Agus.
Kampung bunga ini dikelola secara swadaya oleh warga setempat. Dari yang awalnya mempercantik kampung sendiri hingga sekarang makin berkembang. Perkembangan dari waktu ke waktu ini akhirnya menjadi buah bibir masyarakat dan berhasil menarik wisatawan berkunjung.
Agus menyebut, sudah ada banyak wisatawan dari dalam kota maupun luar kota yang beberapa kali mengunjungi kampungnya. Mereka ingin tahu seperti apa uniknya kampung bunga yang beberapa kali juga pernah memenangi ajang perlombaan bertema kampung-kampung kreatif.
Kepada pengunjung, Agus mengatakan jika mereka ingin memiliki tanaman seperti yang ada di rumah-rumah warga tak perlu khawatir. Di kampungnya ada Toko Dinda yang menjual aneka bunga dan pot bunga persis seperti yang ada lokasi. Pengunjung bisa berbelanja oleh-oleh berbagai tanaman di sana.
Sementara itu Ketua RT setempat, Slamet Suginoto menambahkan, ada salah satu rumah di kampung bunga yang kini disulap menjadi green house. Green house ini dibangun untuk membudidayakan tanaman-tanaman tertentu.
“Selain itu agar udara yang beredar di sini lebih segar dan warga lebih sehat,” ujar Slamet.
Menurut Slamet, ada lima RT di RW 4 ini yang masuk sebagai kawasan kampung bunga yakni RT 1, 2, 3, 4, dan 9. Pada tahun 2019, Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Kota Pasuruan membentuk kelompok sadar wisata (pokdarwis) di kampung ini.
Di bawah binaan disparpora, kata Slamet, ia bersama warga beberapa kali diikutkan pelatihan-pelatihan terkait pengembangan wisata di luar kota. Pelatihan semacam itu baginya sangat bermanfaat, sebab dapat memperkaya ide dan gagasan untuk mengembangkan kampung bunga ke depannya.
“Sejak tahun 2019 di sini dibentuk pokdarwis. Dengan adanya pokdarwis, masyarakat lebih terbina dan ada jadwal untuk mengecek tanaman. kemarin kami juga dikunjungi oleh lurah-lurah yang berada di Kecamatan Purworejo,” ujar Slamet.
Sekarang, pengunjung yang datang ke kampung bunga tidak hanya disuguhi aneka jenis bunga dan tanaman saja. Kampung bunga sekarang juga memiliki rumah singgah, rumah sehat, dan sentra UMKM milik warga sekitar. Selain itu ada pula perpustaan mini yang dilengkapi jaringan internet untuk memanjakan pengunjung.
Ke depan, Slamet berharap Pemkot Pasuruan memberi perhatian lebih kepada “sel-sel” wisata kota berbasis kampung seperti di tempatnya itu. Ia berpandangan, jika kampung-kampung wisata seperti kampung bunga berkembang, bahkan hingga menjadi jujukan warga dari luar kota, maka akan memberikan multiplier effect kepada warga. (fit)
Penulis : Fittriyah, Peliput : Lutfiyah