Optimalkan Potensi Wisata Heritage dan UMKM Olahan Bandeng, Diskominfotik-Wartawan Studi Banding ke Pemkot Semarang

Sebagai kota yang pernah berjaya di masa kolonial, Kota Pasuruan banyak memiliki warisan situs bersejarah peninggalan Belanda. Warisan budaya arsitektur bergaya eropa yang tersebar di beberapa sudut kota, membuat Kota Pasuruan layaknya surga kecil yang tersembunyi dan menyimpan potensi untuk dikembangkan lebih maksimal dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Selain potensi heritage, Kota Pasuruan didukung dengan fakta bahwa kota ini menyimpan segudang produk UMKM yang berdaya saing.

Hal tersebut membuat Diskominfotik Kota Pasuruan tergerak untuk melibatkan para insan pers belajar kepada daerah lain yang sudah berhasil dalam menjadikan kawasan heritage dan mengangkat komoditas UMKM sebagai salah satu potensi wisata yang mampu mendatangkan banyak wisatawan. Pemkot Semarang, yang telah berhasil menjadikan kawasan kota lama memiliki daya tarik bagi wisatawan serta mengoptimalkan melimpahnya komoditas ikan bandeng, dianggap memiliki karakteristik yang hampir sama dengan Kota Pasuruan.

Kepala Diskominfotik, Imam Subekti, menjelaskan bahwa studi banding yang berlangsung selama tiga hari (5-7 Maret) ini, sebagai salah satu tahapan dalam pelaksanaan lomba karya tulis wartawan tahun 2024. Menurutnya, Diskominfotik berkomitmen untuk ikut berkontribusi dalam memajukan Kota Pasuruan, salah satunya dengan melibatkan para insan pers, sebagai salah satu pilar pembangunan. Para pewarta ini sangat diharapkan sumbangsih pemikiran dan ide-ide nya guna memajukan Kota Pasuruan melalui sebuah karya tulis

“Kita tahu bagaimana Kota Pasuruan ini punya potensi wisata heritage. Selain itu bandeng jelak juga jadi salah satu komoditas unggulan. Maka kita pilih Pemkot Semarang untuk belajar penataan kawasan wisata heritage dan memaksimalkan potensi bandeng. Ada kemiripan karakteristik” ujar Imam

Imam mengaku terinspirasi dari keberhasilan Kota Semarang dalam menjadikan produk olahan ikan bandeng, sebagai oleh-oleh khas Semarang yang terkenal seantero musantara.

“Kita juga ingin belajar kepada mereka bagaimana memaksimalkan potensi bandeng. Orang kalau ingat Semarang, ingat bandeng. Harapannya agar bandeng jelak Kota Pasuruan juga menjadi tuan rumah di kota sendiri” imbuhnya

Imam berharap agar kegiatan ini mampu dimaksimalkan, baik oleh para staf Diskominfotik maupun para wartawan yang ikut ambil bagian. Bagaimanapun menurut Imam, Pemkot akan lebih maksimal dalam pembangunan jika didukung oleh pemikiran dan ide positif dari berbagai pihak, khususnya wartawan.

“Harapannya agar sepulang dari studi banding, wartawan mendapatkan referensi baru dan memberikan masukan bagaimana sebaiknya kawasan heritage dioptimalkan yang diikuti dengan tingginya minat masyarakat terhadap bandeng jelak. Tidak menutup kemungkinan ide wartawan ini ada yang diakomodir” kata Imam

Sementara dalam studi banding ini, rombongan diterima oleh jajaran Bagian Komunikasi Pimpinan dan Protokol (Kompimpro) Pemkot Semarang pada hari pertama kunjungan. Di sana, rombongan banyak mendapatkan penjelasan tentang bagaimana Pemkot Semarang bekerja keras melakukan revitalisasi kawasan kota lama Semarang untuk dijadikan destinasi wisata.

Kawasan kota lama, merupakan pusat kota saat Semarang ketika masa kolonial. Jika di Kota Pasuruan, maka dapat disamakan dengan kawasan Heerenstraat di Jalan Balaikota hingga Jalan Pahlawan. Jajaran Kompimpro dan perwakilan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang menuturkan bahwa tidak mudah untuk selalu menjadikan kawasan kota lama tetap hidup.

Berbagai upaya dilakukan, seperti aktif mengkomunikasikan kepada khalayak luas tentang bagaimana cantiknya kawasan kota lama, serta aktif dan sesering mungkin melaksanakan event di kawasan ini. Seiring bertambah ramainya kunjungan di kawasan kota lama, akan diikuti dengan masuknya berbagai investor untuk ikut berinvestasi di kawasan ini. Tak heran, dari pantuan tim liputan Diskominfotik, beberapa kafe kekinian nampak bermunculan di sekitar kota lama dengan tanpa menghilangkan unsur “retro” khas masa kolonial.

Sedangkan pada hari kedua, staf Diskominfotik dan para awak media mengunjungi lokus kedua yaitu Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang untuk “ngangsu kaweruh” tentang pengoptimalan potensi bandeng. Kolaborasi antara pihak swasta dan pemerintah menjadi kunci Pemkot Semarang untuk membesarkan UMKM olahan bandeng dan menjadi salah satu oleh-oleh khas yang terkenal dari Kota Semarang.

Tak hanya berkunjung di kantor, rombongan pun ikut meninjau langsung lokasi kampung bandeng di kelurahan Krobokan yang menjadi sentra UMKM Bandeng. (hly)

Check Also

Budi Doremi Meriahkan Gelaran Event Peresmian Gedung PLUT-KUMKM Kota Pasuruan

Dalam rangka memeriahkan peresmian gedung PLUT-KUMKM (Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro, Kecil dan …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *